MAKALAH METODE
CERAMAH
DISUSUN
OLEH :
NAMA : EVA SAFITRI
KELAS: D7
NIM: 1607061282
PRODI : PGSD
STKIP PERSADA KHATULISTIWA SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Ceramah
Metode mengajar ialah cara yang
digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pelajar, karena
penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif. Metode mengajar dapat
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan pelajar pada saat berlangsungnya pengajaran.
Pengajaran dikatakan efektif
bila guru dapat membimbing anak-anak untuk memasuki situasi yang
memberikan pengalaman yang dapat menimbulkan kegiatan belajar pada anak itu.
Guru secara terus menerus membimbing anak untuk berpartisipasi secara aktif dan
tekun mengikuti pengajaran secara sukarela. Oleh karena itu pengalaman belajar
yang diberikan oleh guru dalam kegiatan demonstrasi harus relevan dengan kehidupan
dan ada kesinambungan dengan pengalaman yang lalu maupun pengalaman yang akan
datang.
Ceramah merupakan salah satu metode
mengajar yang paling banyak digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Metode
ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya
sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan
mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang
paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh
karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran
tradisional karena sejak dulu metode ini
digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Anggapan-anggapan
negatif tentang metode ceramah sudah seharusnya patut diluruskan, baik dari
segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun penerapannya dalam proses belajar
mengajar disekolah.
Dalam
pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan
alat-alat bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.
Definisi lain
ceramah menurut bahasa berasal dari kata lego (bahasa latin) yang
diartikan secara umum dengan “mengajar” sebagai akibat guru menyampaikan
pelajaran dengan membaca dari buku dan mendiktekan pelajaran dengan menggunakan
buku kemudian menjadi lecture method atau metode ceramah.Metode ceramah
itu sendiri pada dasarnya memiliki banyak pengertian dan jenisnya.
Berikut ini
beberapa pengertian dari metode ceramah, antara lain :
· Metode ceramah adalah penyajian
informasi secara lisan baik formal maupun informal.
· Metode ceramah menurut Gilstrap dan
Martin 1975 : ceramah berasal dari bahasa latin yaitu Lecturu, Legu ( Legree,
lectus) yang berati membaca kemudian diartikan secara umum dengan mengajar
sebagai akibat dari guru menyampaikan pelajaran dengan membaca dari buku dan
mendiktekan pelajaran dengan penggunaan buku.
· Metode ceramah yaitu penerapan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan menggunakan alat
bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode
ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai
dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi, sehingga metode
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang terbaik bagi guru untuk
melakukan interaksi belajar mengajar. Satu hal yang tidak pernah menjadi bahan
refleksi bagi guru adalah tentang efektifitas penggunaan metode ceramah yaitu mengenai
minat dan motivasi siswa, bahkan akhirnya juga berdampak pada prestasi siswa.
Untuk mendapatkan gambaran yang
jelas tentang pengertian metode ceramah, dapat kita lihat beberapa defenisi
yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
·
Menurut Suryono
Metode
ceramah adalah Penuturan atau penjelasan guru secara lisan, di mana dalam
pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.
·
Menurut Roestiyah N.K
Metode ceramah adalah Suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan.
·
Menurut Team Didaktik Metodik
Metode
ceramah adalah Penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelas”.
·
Menurut Winarno Surahmad, M.Ed,
Ceramah adalah penerangan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, sedangkan peranan murid mendengarkan
dengan teliti, serta mencatat yang pokok dari yang dikemukakan oleh guru.
Dengan berbagai macam pendapat yang
penulis paparkan di atas, maka setelah dianalisa dengan baik dan seksama maka
pada dasarnya pengertian itu sama, yaitu penulis mengambil kesimpulan bahwa
metode ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari
seorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan.
Metode ceramah merupakan metode
mengajar yang paling banyak digunakan, hal ini mungkin dianggap oleh guru
sebagai metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran
dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikannya
di depan kelas. Siswa-siswa memperhatikan guru berbicara, mencoba menangkap apa
isinya dan membuat catatan.
B.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan
oleh guru dalam menerapkan metode ceramah
Dalam kehidupan sehari-hari di
sekolah metode ceramah paling populer dikalangan para pendidik. Sebelum metode
lain yang dipakai untuk mengajar, metode ceramah yang paling dulu digunakan,
hanya bagaimana menggunakan metode ceramah yang efektif dan efisien. Oleh
karena itu disarankan agar para pendidik dapat mengikuti langkah-langkah
penggunaan metode ceramah di bawah ini:
1.Melakukan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan dengan
cara sebagai berikut:
a). Menjelaskan tujuan lebih
dulu kepada peserta didik dengan maksud agar peserta didik mengetahui arah
kegiatannya dalam belajar, bahkan tujuan itu dapat membangkitkan motivasi
belajar jika bertalian dengan kebutuhan mereka.
b). Setelah itu baru dikemukakan
pokok-pokok materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar peserta
didik melihat luasnya bahan pelajaran yang akan dipelajarinya.
c). Memancing pengalaman
peserta didik yang cocok dengan materi yang akan dipelajarinya. Caranya ialah
dengan pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian mereka.
2.
Menyajikan bahan baru dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Perhatian peserta didik dari awal
sampai akhir pelajaran harus tetap terpelihara. Semangat mengajar memberi
bantuan sepenuhnya dalam memelihara perhatian peserta didik kepada
pelajarannya.
2. Menyajikan pelajaran secara
sistematis, tidak berbelit-belit dan tidak meloncat-loncat.
3. Kegiatan belajar mengajar diciptakan
secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan,
tetapi berilah kesempatan untuk berpikir dan berbuat. Misalnya pelatihan
mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, atau melihat peragaan.
4. Memberi ulangan pelajaran kepada response,
jawaban yang salah dan benar perlu ditanggapi sebaik-baiknya.
5. Membangkitkan motivasi belajar
secara terus menerus selama perjalanan berlangsung. Motivasi belajar akan
selalu tumbuh jika sesuatu belajar menyenangkan.
6. Menggunakan media pelajaran yang
variatif, yang sesuai dengan tujuan pelajaran.
3. Menutup pelajaran pada akhir pelajaran. Kegiatan perlu
diperhatikan pada penutupan itu adalah sebagai berikut:
1. Mengambil kesimpulan dari semua pelajaran yang telah
diberikan, dilakukan oleh peserta didik di bawah bimbingan guru.
2. Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menanggapi
materi pelajaran yang telah diberikan terutama mengenai hubungan dengan
pelajaran lain.
3. Melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk
mengukur perubahan tingkah laku.
C. Kelebihan dan kekurangan metode
wawancara
Setiap metode pembelajaran yang
sering digunakan oleh para pendidik dalam proses belajar mengajar memilki
kelebihan dan kekurangan tersendiri. Salah satunya seperti metode cerama.
Metode ini merupakan metode pembelajaran yang paling dominan digunakan oleh
para pengajar. Walaupun demikian metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangannya.
D. Contoh materi
Salah satu contoh materi yang
digunakan dalam metode cerama misalnya seperti materi tentang sosialisasi.
a. Pengertian sosialisasi
Secara sederhana sosialisasi adalah
sebagai sebuah proses seumur hidup yang berkenaan dengan cara individu
mempelajari hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar
dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya. Adapun
definisi sosialisasi menurut para ahli antara lain:
Contoh: Bu Tina mengajarkan anaknya
mengucapkan kata “terima kasih” setelah diberi sesuatu oleh orang lain dengan
tujuan agar anaknya bisa menghargai orang lain.
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan
nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
Contoh: Sekelompok polisi yang memberikan pengarahan tentang
keselamatan berkendara.
b. Proses Sosialisasi.
Sosialisasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang belajar tentang sikap-sikap, nilai-nilai, atau
tindakan-tindakan yang di anggap tepat oleh suatu masyarakat atau oleh satu
kebudayaan tertentu. Dalam artian lain, sosialisasi terjadi melalui interaksi
individu dengan individu lainnya. Individu disini belajar sesuatu dari orang-orang
yang dekat seperti keluarga, teman, guru, dan orang-orang yang berada
dilingkungannya. Ada beberapa proses dalam sosialisasi yaitu:
1. Proses Internalisasi, Proses internalisasi adalah proses panjang dan berlangsung
seumur hidup yang dialami manusia. Dimana dalam proses ini ia belajar membentuk
kepribadian melalui perasaan, nafsu-nafsu, dan emosi yang diperlukan sepanjang
hidupnya.
2. Proses Sosialisasi, Proses sosialisasi merupakan proses seorang individu
mendapatkan pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku
kelompoknya.
3. Proses Inkulturasi, Proses inkulturasi adalah proses pembudayaan seseorang
individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan
adat-istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam
kebudayaannya.
c. Bentuk-Bentuk Sosialisasi
Dalam ilmu
Sosiologi proses sosialisasi dapat dibedakan menjadi empat bagian diantaranya
:
1. Sosialisasi Primer, Sosialisasi primer merupakan bentuk sosialisasi pertama yang
diterima atau dijalani seorang anak dilingkungan keluarganya, dan berfungsi
mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat. Di lihat dari
segi caranya. Sosialiasasi yang berlangsung dalam keluarga dapat di bedakan
menjadi : a. Sosialisasi Represif Sosialisasi represif merupakan sosialisasi
yang mengutamakan penggunaan hukum komunikasi suatu arah kepatuhan penuh
anak–anak kepada orang tua karena peran orang tua dalam proses tersebut
sangatlah dominan. b. Sosialisasi Partisipan Sosialisasi partisipan dimaknai
sebagai proses yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, komunikasi,
penghargaan, dan hak otonomi kepada anak.
2. Sosialisasi Sekunder, Sosialisasi sekunder adalah bentuk sosialisasi lanjutan
dimana seseorang menjalani sosialisasi dengan orang lain setelah keluarga atau
di sektor-sektor kehidupan yang nyata dalam masyarakat.
3. Sosialisasi Formal, Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang dilakukan
melalui proses pendidikan atau disuatu lembaga formal.
4. Sosialisasi Non-formal, Sosialisasi non-formal merupakan sosialisasi yang tidak
sengaja dilakukan seseorang dan terbuka bagi semua orang.
d. Tahap-tahap Sosialisasi
1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage), Tahap ini adalah tahap
yang dialami manusia sejak dilahirkan dan sering dikatakan sebagai tahap anak
berusia 0-2 tahun. Tahap ini juga seorang anak baru mulai mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya.
2. Tahap Meniru (Play Stage), Tahap ini seorang anak mulai
belajar mengambil peran orang yang berda disekitarnya. Ia mulai menirukan peran
yang dilihat, didengar, atau dijalankan oleh orang tuannya lingkungan
sekitarnya.
3. Tahap Siap Bertindak (Game Stage), Tahap ini anak bukan
hanya mengetahui peran yang harus dijalankan, tetapi telah mengetahui peran
yang harus dijalankan secara sadar layaknya seorang remaja. Disini seorang
telah mampu menempatkan dirinya pada posisi orang lain dan hubungannya semakin
kompleks.
4. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage), Pada
tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Tahap ini, mereka memahami peran
yang dijalankan secara optimal. Seperti seorang murid yang memahami peran guru
dan peran orang lain disekelilingnya.
e. Media Sosialisasi
Media sosialisasi
adalah pihak-pihak yang memiliki peran penting dalam memengaruhi, melaksanakan
atau melakukan sosialisasi. Ada beberapa agen yang utama dalam proses
sosialisasi pada manusia, yaitu:
1. Keluarga Media, Media sosialisasi keluarga merupakan media
sosialisasi pertama yang diterima seorang anak karena meliputi orang-orang
dekatnya seperti : ayah, ibu, saudara kandung, saudara angkat, dan keluarga
lain yang tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Melalui lingkungan
tersebut, anak mengenal dunia sekitarnya dan pola pergaulan sehari-hari.
2. Teman Bermain, Media sosialisasi teman bermain dialami
seorang anak setelah media sosialisasi keluarga. Dalam media ini, seorang anak
belajar berinteraksi dengan orang-orang yang sederajat karena mereka sebaya.
Dalam sosialisasi dengan teman sebaya, seorang anak mempelajari peraturan yang
mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Sosialisasi ini juga,
seorang anak mempelajari nilai-nilai sosial dan nilai-nilai keadilan.
3. Media Sekolah, Media sosialisasi dalam sekolah merupakan
media yang dialami seorang anak dilembaga pendidikan sekolah. Lembaga ini
memberikan suatu pengaruh terhadap seorang anak berupa ilmu, keterampilan,
kemandirian, prestasi, nilai dan norma kebudayaan bangsa atau negara, dan
hal-hal yang belum ia temukan di media sosialisasi keluarga dan teman
bermain.
4. Media Massa, Media sosialisasi media massa melakukan proses
sosialisasi melalui media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media
elektronik (televise, radio, video, internet, film). Media massa akan
mempengaruhi atau mengajarkan kepada seseorang tentang hal-hal yang belum ia
ketahui sebelumnya, baik berupa hal positif maupun negatif.
f . Tujuan Sosialisasi
Di dalam kehidupan bermasyarakat
hendaklah kita bersosialisasi. Sosialisasi mempunyai tujuan diantaranya :
1. Menumbuhkan disiplin
2. Menanamkan aspirasi atau cita-cita
3. Mengenalkan lingkungan sekitar atau beradaptasi.
4. Mengajarkan peran-peran sosial dan sikap-sikap
penunjangnya.
5. Mencegah terjadinya perilaku menyimpang dan menjaga hubungan
sosial.
6. Mengagarkan keterampilan sebagai persiapan dasaruntuk
berpartisipasi dalam kehidupan orang dewasa.
g. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses
pembelajaran nilai dan norma sosial untuk membentuk prilaku dan kepribadian
individu dalam masyarakat. Adapun fungsi sosialisasi sebagai berikut:
1. Membentuk pola perilaku individu.
2. Menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat.
3. Menjaga integrasi kelompok dalam masyarakat
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Standar Kompetensi
|
Alokasi Waktu
|
Siswa mampu memahami makna
sosialisasi dan mampu mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam
sosialisasi.
|
·
Defenisi soosialisasi
·
Proses sosialisasi
·
Bentuk-bentuk sosialisasi
·
Tahap-tahap sosialisasi
·
Media sosialisasi
·
Tujuan dan fungsi sosialisasi
|
·
Mampu memahami makna sosialisasi.
·
Memahami proses sosialisasi.
·
Memahami bentuk-bentuk
sosialisasi.
·
Memahami tahap-tahap sosialisasi.
·
Siswa mampu memahami media
sosialisasi.
·
Memahami tujuan dan fungsi
sosialisasi.
|
2 x 40 Menit
|
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan :
1. Metode ceramah merupakan suatu cara
penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepada sejumlah pendengar di
suatu ruangan.
2. Ceramah merupakan salah satu metode
mengajar yang paling banyak digunakan dalam prosesbelajar mengajar. Metode
ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta
didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini sifatnya
sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan
mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang
paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh
karena itu metode ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran
tradisional karena sejak dulu metode ini
digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi
pelajaran.
3. Dalam penerapan metode ceramah ada
perlu dengan memperhatikan tahap-tahap seperti Melakukan pendahuluan,
Menyajikan bahan/ materi baru dan Menutup pelajaran pada akhir pelajaran.
4. Kelebihan metode ceramah :
· Ceramah merupakan metode yang
’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak
memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain
seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
· Ceramah dapat menyajikan materi
pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau
dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
· Ceramah dapat memberikan pokok-pokok
materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi
yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin
dicapai.
· Melalui ceramah, guru dapat mengontrol
keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang
memberikan ceramah.
· Organisasi kelas dengan menggunakan
ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting
kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal
siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah
dapat dilakukan.
5. Kelemahan metode ceramah
· Materi yang dapat dikuasai siswa
sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru. Kelemahan
ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah
apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada
apa yang dikuasai guru.
· Ceramah yang tidak disertai dengan
peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme.
· Guru yang kurang memiliki kemampuan
bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun secara
mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran,
pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya
bertutur guru tidak menarik.
· Melalui ceramah, sangat sulit untuk
mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang
pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka saran
dari penulis makalahh ini yaitu :
1. Bagi mereka yang terlibat dalam dunia keguruan termasuk
teman-teman mahasiswa bimbingan dan konseling, hendaknya secara antusias
meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan.
2. Sebagai calon pendidik harus Meningkatkan gaya pengajaran
dengan memahami berbagai metode, teknik, dan pendekatan sesuai dengan kondisi.
3. Disamping menggunakan berbagai teknik mengajar, perlu juga
Memanfaatkan teknologi agar terdapat fariasi dalam proses belajar-mengajar.
Daftar pustaka
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah.
Jakarta : Rineka Cipta
Pidarta,Made. 1990.Cara Belajar Mengajar di Universitas
Negara Maju. Jakarta: Bumi Aksara.
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan
Pembelajaran. Malang : UMM Press.